"..
Rentang waktu itu, maka sesungguhnya telah terjadi bencana dengan skala yang minor
(baca Kejadian Aneh - Aneh Jelang Bencana Banjir Bandang Wasior),
maka sesungguhnya bencana lebih besar telah tampak didepan
mata (baca Halo Matahari di Padang, Apakah Pertanda Gempa
Besar ?)
.."
Lahawla wala quwwata illa billah..
Lihat waktunya yang masih sore, sebelum gempa (yg berakibat Tsunami) di Mentawai
malam di hari yang sama.
Dugaan yang 'tepat'?
Email di bawah juga ada di link berikut :
http://thephenomena.wordpress.com/2010/10/25/awas-merapi-akankah-di-ikuti-gempa-besar/
--
Wassalam,
Irwan.K
"Better team works could lead us to better results"
http://irwank.blogspot.com
fb/twitter/skype: irwank2k2
Dari: fuad alkatiri <alkatiri.fuad@gmail.com>
Tanggal: 25 Oktober 2010 17.38
Subjek: [the_untold_stories] Awas Merapi, Akankah di-Ikuti Gempa Besar ?
Ke: the_untold_stories@yahoogroups.com
Saat ini yang menjadi fokus dari pemberitaan adalah aktifitas G.Merapi, sebelum itu, G.Sinabung Meletus 29-juli-2010. Aktifitas merapi ini mulai menjadi perhatian sejak 20-september-2010, Status Gunung Merapi Naik Jadi 'Waspada'
VIVAnews - Kepala Seksi Gunung Merapi, Balai Penyeledikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Sri Sumarti, menyatakan aktivitas Gunung Merapi mengalami peningkatan sehingga status yang semula 'normal' kini dinaikkan menjadi 'waspada'. "Gempa multiphase (gempa permukaan) dan gempa vulkanik terjadi lebih sering dari biasanya, sehingga status Merapi dari normal kita naikkan ke waspada," kata Sumarti, Jumat, 24 September 2010. Status Gunung Merapi sudah dinaikkan sejak 20 September 2010 lalu.....
Setelah beraktifitas intens, maka status merapi naik lagi menjadi Kamis, 21/10/2010 21:27 WIB Status Gunung Merapi Naik Jadi Siaga
Jakarta - Status Gunung Merapi naik menjadi siaga. Sebelumnya gunung di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta ini berstatus waspada. "Status Merapi sejak pukul 18.00 berubah menjadi siaga," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Bencana dan Bantuan Sosial, Andi Arief dalam akun twitternya, Kamis (21/10/2010)....
Hingga akhrinya naik lagi menjadi AWAS, Senin, 25/10/2010 08:19 WIB Status Gunung Merapi Dinaikkan Menjadi Awas
Sleman - Masyarakat di sekitar kawasan Gunung Merapi diminta bersiap dievakuasi. Status gunung Merapi kini telah dinaikkan menjadi 'awas' dari sebelumnya 'siaga'. "Pemerintah Kabupaten Sleman telah mendapat surat pemberitahuan peningkatan status dari siaga ke awas," kata Wakil Bupati Sleman, Yuni Satia Rahayu kepada detikcom, Senin (25/10/2010). Pemberitahuan itu disampaikan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta lewat surat bernomor 2044/45/BGL.V/2010, tanggal 25 Oktober 2010 mulai pukul 06.00 WIB. Pemerintah Kabupaten Sleman meminta agar masyarakat tidak panik dan siap untuk dievakuasi. Dia berharap agar masyarakat berdoa agar aktivitas Merapi membawa berkah. "Sedang berjalan untuk melakukan evakuasi sudah koordinasi untuk mempersiapkan," tambahnya. Merapi semakin meningkat aktivitasnya sejak pekan lalu. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono menegaskan arah luncuran lava pijar bakal lebih dominan menuju ke arah selatan Merapi. Pihaknya meminta warga di Kabupaten Sleman dan Klaten untuk meningkatkan kewaspadaannya. Meski demikian, pihaknya juga belum bisa memastikan waktu munculnya lava ke permukaan. Sedang gejala-gejala adanya tekanan magma dari perut bumi ke atas sudah muncul.
Peningkatan status tersebut merujuk pada aktifitas g.Merapi itu sendiri, dimana disebutkan Kini Lima Kali Lebih Berbahaya
JAKARTA -- Pemerintah menyatakan bahwa kondisi gunung Merapi kali ini lima kali lebih berbahaya dibanding pada tahun 2006. Artinya, kemungkinan besar gunung Merapi akan meletus sudah sangat tinggi. Indikasinya, pertumbuhan pembengkakan badan (deformasi) Gunung Merapi terus menguat dan mencapai 12 sentimeter (cm) per hari. "Pertumbuhan deformasinya cepat. Saat berstatus waspada tumbuhnya 6 milimeter per hari. Saat ini menjadi 12 Centimeter per hari. Artinya, ini sudah sangat berbahaya," kata Kepala Vulkanologi, Mitigasi, Bencana Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono ketika dihubungi Sabtu (23/10) kemarin. Surono mengungkapkan, percepatan pertumbuhan deformasi itu menandakan bahwa saat ini magma sudah dekat dengan permukaan. Melihat deformasi yang ada mengarah ke selatan, kemungkinan erupsinya juga mengarah ke Selatan. Ia menjelaskan, dengan pertumbuhan deformasi yang mengarah ke selatan, saat ini persiapan pengungsian lebih terfokuskan juga di kawasan selatan Gunung Merapi. "Kalau benar-benar erupsi ke selatan, masyarakat di selatan Gunung Merapi lebih siap. Apalagi mereka punya pengalaman saat erupsi 2006," kata dia.
.......
Surono mengatakan, jika melihat perubahan yang terjadi sejak September hingga saat ini, diperkirakan Gunung Merapi sudah mencapai kondisi sangat berbahaya. Ia mengatakan, setelah status Gunung Merapi ditingkatkan dari Waspada ke Siaga, maka penanganan Gunung Merapi diambil alih PVMBG. "Itu sudah sesuai dengan SOP yang ada sejak Gunung Merapi ditingkatkan statusnya dari waspada menjadi siaga," katanya. Ia mengatakan, gempa-gempa di Merapi saat ini lebih besar daripada yang terjadi pada 2006. Surono menjelaskan, pada 20 Oktober 2010 atau sehari sebelum gunung ini dinaikkan statusnya menjadi siaga, telah terjadi 479 kali gempa multifase, gempa vulkanik dalam dan dangkal total 39 kejadian dan terjadinya guguran 29 kali. "Ciri-ciri lainnya yakni kandungan air dan gas Merapi sudah sangat berkurang, artinya kondisinya sudah panas sekali. Suhu terakhir yang kita catat di kawasan Woro, pada 20 Oktober mencapai 587 derajat Celcius," katanya. Ia belum bisa memastikan Merapi meletus. "Kami berharap letusan kali ini tidak terlalu eksplosif, karena bila ekplosif akan terlalu berbahaya," katanya. (zul)
Awas Merapi,Akankah di-Ikuti Gempa Besar ?
Dalam rentang waktu yang dekat, kejadian aktifitas merapi yang meninggi kemudian di ikuti gempa bumi besar, dapat terecord tahun 2006 ketika saat itu merapi mencapai aktifitas tinggi
Pada tanggal 15 Mei 2006 akhirnya Merapi meletus. Lalu pada 4 Juni, dilaporkan bahwa aktivitas Gunung Merapi telah melampaui status awas. 1 Juni, Hujan abu vulkanik dari luncuran awan panas Gunung Merapi yang lebat, 8 Juni, Gunung Merapi pada pukul 09:03 WIB meletus dengan semburan awan panas yang membuat ribuan warga di wilayah lereng Gunung Merapi panik dan berusaha melarikan diri ke tempat aman.
Diantara aktifitas merapi itulah justru perengut nyawa terbanyak datang dari gempa bumi yogya 27-mei-2006. Kejadian ini mirip dengan kejadian pada tahun 2005, dimana ketika aktifitas merapi tinggi, gempa bumi juga menghenyak kota yogya
Gempa Goyang Yogya dan Pacitan,Selasa, 19 Juli 2005 22:46 WIB,TEMPO Interaktif, Yogyakarta:
Masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya dikejutkan dengan getaran yang terasa dalam beberapa detik. Sekitar pukul 19.20 WIB, terjadi gempa bumi yang berpusat di samudra Hindia. Dikhawatirkan, terjadinya gempa tektonik itu bisa mempengaruhi aktivitas gunung Merapi yang sekarang berstatus Waspada Kepala Stasiun BMG Yogyakarta, Tiar Prasetyo saat dikonfirmasi menyatakan, pusat gempa terjadi di 9,77 Lintang Selatan dan 110,71 Bujur Timur. "Pusat gempa, terjadi di 220 kilometer sebelah selatan Yogyakarta dengan kedalaman 33 kilometer di dalam tanah,"katanya.Gempa tektonik itu, terjadi pada pukul 19.21 WIB dengan kekuatan 5,5 skala Richter. "Kami juga sudah mendapat laporan dari beberapa daerah. Yang jelas memang gempa ini sangat terasa di Yogyakarta dan daerah Pacitan,"kata Tiar.Hingga berita ini ditulis, tidak ada laporan kerusakan yang terjadi di Yogyakarta akibat gempa tersebut.
Sebagian warga Yogya bahkan tidak menyadari telah terjadi gempa.Di tempat terpisah, Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subadriyo, membenarkan gempa yang terasa di kota Yogyakarta gempa tektonik. Menurut Subandriyo, gempa yang terjadi Selasa (19/7) malam itutidak ada kaitannya dengan aktivitas gunung Merapi.
Menurut Subadriyo, gempa tektonik yang bersumber di Samudera Indonesia itu bisa saja mempengaruhi aktivitas Merapi. "Dalam kondisi Merapi yang aktif saat ini, gempa tektonik bisa saja memicu peningkatan aktivitas, namun bisa juga tidak. Makanya, kami akan cermati efek gempa itu terhadap aktivitas Merapi,"katanya.Gempa tektonik seperti itu, bisa berpengaruh terhadap gerakan magma gunung Merapi. BPPTK, sejak adanya peningkatan aktivitas Merapi telah menyiagakan seluruh karyawannya, baik di kantor pusatnya di kawasan JlCendana Yogya maupun di seluruh pos-pos pengamatan Merapi. Sementara status aktivitas Merapi sampai saat ini masih Waspada.
Kejadian itu terekam oleh milis ini sebagai sebuah perulangan, hingga ketika merapi beraktifitas tinggi, maka, hal itulah yang mendasari penyebaran brosur antisipasi gempa bumi daripada letusan merapi, brosur ini dapat di unduh di sini
Perhatikan pula gempa-gempa dalam skala besar tahun 2004 lalu, puncaknya terjadinya tsunami Aceh 26-desember-2004, sesungguhnya saat itu aktifitas merapi juga meningkat tajam antara tahun 2001 sampai 2003. Sejarah letusan merapi itu sendiri diungkap di media tempo, Letusan Merapi Tahun 1930 Tewaskan 1.359 Jiwa
TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Sejak tahun 1911 Gunung Merapi tercatat sudah 18 kali meletus. Letusan paling banyak memakan korban terjadi pada 14 Desember 1930 dan mengakibatkan 1.359 orang tewas. Aktivitas Merapi itu menyebabkan terjadinya awan panas dengan jarak luncur 6 kilometer dan berakhir di jarak 11 kilometer dari puncak. Aktivitas Merapi berlanjut pada esok harinya yang mengeluarkan awan panas dengan jarak luncur sejauh 12 kilometer dan menghancurkan area seluas 20 kilometer persegi. "Letusan itu meleburkan 13 desa dan 23 lainnya rusak berat. Letusan itu mengakibatkan 1.359 orang tewas dan 2.100 binatang ternak seperti sapi dan kambing juga menjadi korban," kata IGM Agung Nandaka, Kepala Seksi Metode dan Teknologi Mitigasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPTTK) Yogyakarta, Senin (25/10).
Letusan itu didahului oleh hujan lebat pada 8-9 Desember 1930 dan hujan selama hampir 3 jam pada 16 Desember. Fase efusif ditandai dengan leleran lava mulai Januari 1931 dengan laju pertumbuhan yang bervariasi. Leleran lava ini kadang jatuh menimbulkan awan panas kecil. Aktivitas berakhir September 1931, tetapi hujan lebat menyebabkan terjadinya lahar yang masih membawa material panas.
Pada 22 November 1994 pagi hari kubah lava dengan volume 2,6 juta meter kubik runtuh menyebabkan rangkaian awan panas sejauh 6,5 kilometer ke arah barat laut dan selatan. Sebanyak 64 orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka bakar serius di Dusun Turgo, Purwobinangun, Pakem, Sleman. Endapan lava dijumpai di arah Kali Boyong. Pada 1997 bulan Januari terjadi awan panas yang cukup jauh hingga 6 kilometer yang merupakan gabungan tipe awan panas guguran dan letusan kecil. Pada 2001, erupsi mencapai puncaknya pada 19 Februari dengan ditandai awan panas guguran. Aktivitas vulkanik pada 2001 dimulai dengan peningkatan aktivitas seismik sejak awal 2000 hingga Desember.
Kubah baru terbentuk pada 23 Januari 2001 di atas kubah lava 1956 yang telah hancur sebelumnya dengan volume 500 ribu meter kubik. Pada 25 Januari 2001 awan panas berlangsung secara terus menerus selama satu jam dengan jarak luncur 4,5 kilometer ke arah Kali Sat mengakibatkan hujan abu tipis di lereng Merapi. Pada 27 Januari 2001 awan awan panas berlansung terus menerus selama 2 jam dengan jarak luncur 4,5 kilometer dengan radius 10-15 kilometer. Ia menambahkan, pada 2006, erupsi besar terjadi pada 14 Juni dan menewaskan dua orang relawan Tim SAR yang bersembunyi di bunker Kaliadem. Awan panas meluncur ke arah Kali Gendol. Gempa bumi 27 Mei 2006 5,9 skala Richter menyebabkan peningkatan aktivitas vulkanik Merapi. Hal itu ditandai dengan naiknya jumlah awan panas ke alur Kali Gendol. Padahal, jika ada gempa bumi biasanya awan panas menuju ke arah Kali Krasak.
Gempuran awan panas ke alur Kali Gendol menyebabkan sebagian dari Geger Boyo runtuh (15 Juni) dengan volume reruntuhan 400 ribu meter kubik. Karena Geger Boyo runtuh maka alur ke Kali Gendol semakin terbuka. Suara gemuruh dari guguran material Geger Boyo dan awan panas yang mengalir ke Kali Gendol sejauh 4 kilometer menyebabkan penduduk Kali Adem panik dan mengungsi.
Puncaknya, luncuran awan panas ke arah Kali Gendol 14 Juni 2006 dengan jarak luncur 7 kilometer menghancurkan objek wisata Kaliadem. Setelah empat tahun sejak 2006 Merapi tidak menunjukkan aktivitas tinggi, BPPT menyatakan Status Awas (red alert) pada gunung yang tergolong paling aktif di dunia itu pada Senin (25/10) pukul 06.00 WIB. "Penaikan status ini karena aktivitas Merapi sangat tinggi di bandingkan dengan 2006, padahal status Siaga baru tiga hari. Ini tugas kami supaya pemerintah daerah yang sebagian wilayahnya masuk dalam kawasan rawan bencana segera mengungsikan warganya untuk meminimalisir korban," kata Surono Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
MUH SYAIFULLAH
Dari banyak penjelasan pihak yang 'berwajib', tidak ada hubungan antara aktititas merapi dan gempa bumi besar yang terjadi, penyebabnya berbeda antara akitfitas gunung dan gempa bumi. Hal yang terekam, tahun 2005 dan tahun 2006 ketika aktifitas merapi di-iringi dengan gempa bumi besar. Ketika gempa bumi terjadi di tahun 2010 di kota yogyakarta terjadi tgl 21-agustus-2010 (baca Gempa Yogya, Mengapa Tepat 21-Agustus-2010 ?) maka hal kemudian di iringi dengan peningkatan aktifitas merapi pada bulan berikutnya, hingga saat ini statusnya menjadi awas.
Bagaiamana Korban Jiwa dapat di minimalkan ?
Tahun 2006 adalah tahun yang mematikan dari gempa bumi dahsyat daripada letusan merapi. Keadaan yang berbalik bahaya yang mencabut nyawa tsb merupakan sebuah iktibar masa lalu mengenai gagak qobil yang menunjukkan bentuk komunikasi general dari sang Maha Tahu kepada manusia yang lemah, dimana bahaya itu, sesungguhnya telah ditampakkan olehNya (baca Kejadian Aneh-Aneh Jelang Gempa Yogya 27-mei-2006)
Kini dengan status merapi yang meningkat menjadi AWAS, maka sewajarnya, kita mentelaah, apakah bahaya sesungguhnya telah ditampakkan olehNya ? Hal ini dengan jelas tergambar dengan peristiwa amat sangat aneh yang terjadi pada 2-okotber-2010, lewat EMPAT KERETA API yang saling bertabrakan di Jawa Tengah (baca KA Argo Bromo Tabrak Senja Utama, Sudah Ada Firasat Sebelumnya). Kejadiaan aneh tersebut, mengulang kejadian yang pernah terjadi sebelum gempa bumi yogya 27-mei-2006, dimana berturutan hari, terjadi KA bertabrakan secara terus menerus.
14/04/2006 10:25 WIB KA Pengangkut Minyak Kelapa Sawit Terguling di Serdang Bedagai Berurutan bak perulangan dari heli di tsunami aceh, maka terjadilah KA saling bertabrakan lagi, 15-April-2006, yakni, KA Sembrani Vs KA Kertajaya. Dekat dengan gempa bumi yogya terjadilah hal paling unik di dunia yaitu, Wanita Gila Bajak Kereta Pengangkut Solar
Kini KA itu muncul lagi sebagai keanehan yang sangat mengherankan, dimana empat KA sekaligus, KA itu saling bertabrakan. Bahaya yang ditampakkan berarti terdapat DUA BAHAYA DARI EMPAT. Satu bahaya kecil (korban satu tewas, KA Bima vs Gaya Baru ) sedangkan yang lain bahaya besar (KA Argo Bromo VS KS Senja Utama). Rentang waktu itu, maka sesungguhnya telah terjadi bencana dengan skala yang minor (baca Kejadian Aneh - Aneh Jelang Bencana Banjir Bandang Wasior), maka sesungguhnya bencana lebih besar telah tampak didepan mata (baca Halo Matahari di Padang, Apakah Pertanda Gempa Besar ?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar