Jumat, Agustus 01, 2008

Pengalaman memasuki lingkungan partai politik - dari sudut pandang seorang simpatisan

[Opini ini pertama kali ditulis pada: 1 Agustus 2008]
[Opini ini direvisi pada: ]

PERBAIKAN, BUKAN SEKEDAR PERUBAHAN
Oleh Irwan Kurniawan
di Jakarta, Indonesia

Waktu menunjukkan sekitar pukul 19:30-an (semalam - 31 Juli 2008) sewaktu
saya memasuki rumah di jalan Metro Pondok Indah 29 Kebayoran Lama
Jakarta Selatan. Di rumah inilah, kira" 4 tahun yang lalu, saya dan beberapa
rekan KOMPARS (Komunitas Pendukung Amien Rais dan Siswono) serta para
kader PAN lainnya pernah mendapat sebagian logistik untuk kampanye
pilpres dari pasangan Amien Rais - Siswono atau yang dikenal dengan
ArSis itu.

Terbayang bersemangatnya kami saat itu.. karena menjalankan suatu
upaya/perjuangan bersama.. Alhamdulillah, semalam saya masih diberikan
semangat tersebut.. meski hanya datang sendirian.. :D Setiba di lokasi,
terlihat beberapa orang di halaman depan yang menjadi tempat parkir
kendaraan roda empat & roda dua itu.. Dan bertemu seseorang yang
rasanya pernah bertemu sebelumnya.. sayangnya lupa namanya.. :-p

Meski begitu, dengan pede-nya, kita berbincang" seperti sudah lama akrab..
padahal masih belum ingat nama.. saya pikir ini gak terlalu penting lah..
yang penting kita temenan ini.. sambil berusaha menghibur diri.. hehehe..
belakangan baru tahu, ternyata beliau ini Iqbal (rekan dari milis PAN -
PAN@yahoogroups.com).. Sorry bos, saya baru inget lagi nama ente, pas
ente nitip uang t-shirt KM (Komunitas Milis) PAN.. Akhirnya terjawab juga
'ganjalan' lebih dari 1 jam itu..

Singkat cerita, kami berdua masuk ke dalam rumah tersebut dan menuju kursi
yang ada di area kebun di dalam rumah. Terlihat sekitar seratus kursi siap
untuk diduduki, namun baru terisi belum separuhnya. Sosok yang pertama
kali saya kenali duduk di sana adalah Jimmy (Gideon) yang terlihat (maaf)
mulai menua, namun terlihat murah senyum & kita sempat sedikit ngobrol.
Saya & Iqbal meletakkan tas (maklum pulang kerja) dan tidak lama kami
mengambil semangkuk es; sambil menunggu acara pengajian yang belum
dimulai.

Tidak lama es di mangkuk habis, 'mc politik' (demikian seorang bapak
menyebut dirinya) membuka acara pengajian bulanan & memperkenalkan
penceramah serta tuan rumah. Penceramah kali ini bernama (Ustadz)
Muhammad Mauritz(?) atau yang bernama asli/awal Liem Kiem Bie.
Sayangnya saya lupa nama pesantren atau tempat beliau mengajar sehari".
Oh ya, tuan rumah acara ini (kebetulan) Ketua Umum Partai Amanat
Nasional (PAN), Mas Tris - Soetrisno Bachir.

Topik pengajian yang kali ini memasuki bulan ke-4: "Hidup Adalah Perbuatan
dari sudut pandang spiritual". Ustadz Mauritz menjelaskan secara sederhana
dan rasanya sejalan dengan pemahaman saya selama ini bahwa hidup kita
sangat bergantung dari perbuatan kita sepanjang hayat.

Kebenaran & kebaikan yang kita lakukan akan memberi nilai yang sesuai
pada kita. Atau dalam bahasa agama, yang menemani kita kelak di alam
nanti (alam kubur atau barzakh s/d akhirat) bukanlah pasangan hidup,
anak", harta maupun kawan" selama hidup.. namun amal/perbuatan
baik & ibadah kita..

Semua 'teman' yang disebutkan di atas (kecuali perbuatan" kita) paling
jauh hanya menemani dan mengantarkan kita sampai di tepi liang lahat.
Setelah penguburan (kecuali untuk yang setelah meninggal lantas dibakar
atau metode 'penguburan' lainnya), mereka semua akan kembali menjalani
tempat & hidup masing".. :-p

AFAIK, dari sinilah, Hidup Adalah Perbuatan memiliki makna yang dalam
dan relevan dengan segala tindakan dan tingkah laku kita sebagai manusia.
Bukan lewat penyikapan yang meremehkan bahkan 'menghina', dengan
mempertanyakan, perbuatan apa yang dimaksud, dsb.. Seolah yang menyikapi
dengan cara tersebut seperti orang (maaf, berpura") bodoh.. dan mengajak
orang lain untuk (tetap) bodoh juga.. Istilahnya, sesat dan menyesatkan..

Yang paling berkesan bagi saya dari tauziah tersebut adalah saat ustadz
menyampaikan soal dari mana kita berasal. Biasanya kalau kita ditanya
dari mana asalnya, kebanyakan kita akan menjawab dari daerah x atau
kota y dsb. Jawaban yang tidak salah juga, namun ada 'kekeliruan' kecil
yang berdampak pada persiapan kita menuju 'pulang kampung', misalnya.

Ambil contoh, ustadz Mauritz bilang kalau misalnya dia menjawab dari
Medan atau nama kota lain, maka persiapan dia hanya sebatas biaya
perjalanan ke sana plus bekal (dan mungkin oleh"). Berbeda misalnya,
kalau jawabannya dari kampung akhirat, terbayang berapa ongkos dan
bekal yang harus kita persiapkan.. Astaghfirulla hal adziem.. :-(

Setelah tauziah selama lebih kurang 1 jam, menjelang akhir acara,
ustadz Mauritz memberi kesempatan kepada Mas Tris menceritakan
pengalaman"nya selama ini. Bagaimana soal pentingnya (saling)
membantu, senang membantu orang lain berhasil, tentu sepanjang
dalam kebenaran dan kebaikan.. bagaimana keihlasan keluarga dalam
mendukung kiprahnya di partai.. yang menyita banyak waktu, tenaga
termasuk dana.. :-p

Karena (logikanya) tanpa keberhasilan meyakinkan dan dukungan dari
keluarga (besar), seseorang akan sulit untuk berhasil dalam segala
aktifitasnya di luar. Seseorang harus berhasil memimpin di dalam
lingkungan keluarganya terlebih dahulu sebelum beraktifitas di luar
rumah tangganya.

Saya minta maaf karena belum mahir menceritakan tauziah(?) dalam
pengajian semalam. Mudah"an paparan di atas sedikit menggambarkan
berlangsungnya acara tersebut. Secara pribadi, saya tidak kapok kalau
ada acara semacam itu lagi.. Ada yang mau ikutan hadir di bulan"
mendatang? Insya Allah, semua yang kita lakukan ada hikmah/
ganjarannya.. perbuatan" yang baik, maupun yang selainnya.. :D

Wallahu a'lam..

-------

Selesai tauziah dari Ustadz Mauritz, selanjutnya adalah sesi 'ramah-tamah'
alias acara makan".. :-p Yang hadir di sana mulai mendatangi meja
prasmanan dan mengambil hidangan yang tersedia. Dari tahu pong &
bumbu kacang, lontong sayur, kentang goreng pedas, telur rebus, soto
(sorry saya gak nyobain yang ini jadi gak tahu itu soto ayam atau yang lain)..

Ada juga 'es mutiara' (mirip pacar cina), sirup dan air kemasan (gak perlu
disebut merknya).. ada juga kue" (gak tahu namanya) yang dapat
diberikan keju, gula halus (yang untuk donat), selai strawberi dan coklat cair..
Maksud hati mau mencoba banyak, ternyata setelah mencoba tahu pong
& telur rebus dan kue, perut sudah kenyang..

Lagipula, yang lebih menarik adalah kesempatan berbincang" & berfoto
bersama para caleg PAN untuk DPR RI (yang kebetulan) dari kalangan
artis (hehehe norse, biar dipasang di friendster atau blog).. sebut saja
Ikang Fawzi, Dery Drajat, Adrian Maulana, Tito Sumarsono.. termasuk
pengurus DPP PAN, misalnya Mas Teguh Juwarno.

Soal berbincang" dengan Mas Tris, sudah kami lakukan sebelum acara
berlangsung.. termasuk memperkenalkan diri dari milis PAN. Dan pada
prinsipnya beliau mengapresiasi keberadaan milis PAN. Malah beliau
katakan dalam waktu dekat rencananya akan meluncurkan situs dan
bentuk kampanye lain yang diharapkan dapat lebih mendukung
langkah dan kerja PAN selama ini & ke depannya.

Begitu pula kalangan caleg yang disebut di atas, menunjukkan antusiasme
atas kiprah para PANers di dunia cyber selama ini. Terlebih dengan mulai
maraknya 'negatif campaign' terhadap kehadiran artis" caleg PAN, yang
disebut beberapa kalangan sebagai hal negatif bahkan 'pembodohan'..
Alhamdulillah, dengan segenap daya yang ada, 'negatif campaign'
tersebut kami bendung.

Padahal artis yang menjadi caleg PAN hanya sekitar 25 dari 600-an caleg.
Atau kurang dari 5%. Ada semacam ketakutan yang berlebihan dari
kalangan luar/pesaing(?).. Selain itu, kenyataannya, para caleg PAN dari
kalangan artis mendapat persiapan yang sangat baik, yakni mereka
mendapat pengarahan dan pelatihan yang memadai. Sehingga mereka
bukanlah semata" mengandalkan popularitas, tetapi juga siap membawa
tanggung jawab sebagai wakil rakyat.

Selesai berbincang & berfoto", tiba saatnya pulang.. karena waktu sudah
lebih dari pukul 22:15.. Sementara besok harus masuk kerja toh..
Dan (gak aneh sih), malam itu pulang ke rumah tidak terasa melelahkan..
rasanya lebih segar dibanding pulang kerja sebelumnya..

Alhamdulillah, ada pengalaman baru yang rasanya cukup berharga bagi
saya pribadi.. Pengalaman memasuki lingkungan puncak parpol..
yang mudah"an membawa perbaikan bagi bangsa bukan sekedar
perubahan.. slogan yang sudah menjadi sesuatu yang terlalu umum
diucapkan berbagai kandidat & parpol. Semangat perbaikan sendiri
sudah saya sampaikan/ingatkan kepada Mas Tris dan beliau
menyampaikan terima kasih atas masukan tersebut.

Alhamdulillah, ya Allah.. tolong jadikan kami ini makhluq yang senantiasa
bersyukur & bermanfaat bagi masyarakat..
Akhirnya, hanya kepada Allah,
kita berlindung dan memohon pertolonganNya dari segenap cobaan
& tantangan hidup.. Amien..

CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K
"Better team works could lead us to better results"